Beragam seni tari yang ada di Nusantara
bukan hanya sebagai sarana hiburan dan bagian dari ritual adat semata
tetapi sebagai cerminan kekayaan dan keanekaagaman suku dan budaya yang
ada di negeri ini. Ada ratusan suku yang tersebar di seluruh Tanah Air
dan masing-masing memiliki jenis tarian khasnya. Saatnya kini Anda
mengenal salah satu tarian indah yang berasal dari Sulawesi Utara,
yaitu tari Maengket. Tarian dengan bentuk khas sendratari berpadu opera
ini bukan hanya bagian dari adat Minahasa tetapi juga sejarah identitas
orang Minahasa saat mereka mengenal tanam padi di ladang.
Maengket adalah paduan dari seni tari,
musik dan nyanyi, serta seni sastra yang dikemas dalam lirik lagu yang
dilantunkan. Lagu yang disusun untuk mendampingi tarian ini disebut neengketen. Kata maengket terdiri dari awalan ma dengan kata dasar engket. Kata ma berarti sedang melaksanakan dan engket artinya mengangkat tumit naik turun sesuai lagu.
Pertunjukan tari maengket diawali
seorang penyanyi yang akan diikuti (diulangi) oleh orang lain. Tarian
ini biasanya ditampilkan 20 sampai 30 orang yang terdiri dari laki-laki
dan wanita yang dibentuk berpasangan dan satu orang perempuan bertindak
sebagai pemandu. Biasanya pakaian yang dikenakan berwarna cerah seperti
merah, merah jambu, biru, kuning, hijau dan putih. Para penari prianya
akan memakai ikat kepala berwarna merah. Tarian ini begitu dinamis,
energik, dan relatif lebih bebas dari aturan. Anda akan mendapatinya
masih beracu pada nilai dan gerakan asli.
Tari Maengket dibagi tiga bagian pertunjukan, yaitu: pertama, Maengket Makamberu
yang dibawakan pada acara pengucapan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa
atas keberhasilan panen. Dahulu penggarapan sawah atau ladang
membutuhkan waktu yang panjang sehingga ketika musim panen tiba maka
para petani merasa gembira dan mengungkapkannya dalam bentuk nyanyian
dan tarian. Kedua, Maengket Rumamba,
yaitu tarian yang didasari semangat gotong royong dimana semua warga
saling membantu dalam melakukan kegiatan bersama seperti saat membangun
rumah. Setelah selesai maka si pemilik rumah akan mengundang warga desa
sebagai ucapan terima kasih dan syukur. Ketiga, adalah Maengket Lelaya'an, yaitu
tarian yang melambangkan pemuda-pemudi Minahasa zaman dahulu saat
mencari jodoh dan mengungkapkan isi hati mereka dengan nyayian dan
tarian.
Seni Tari Maengket diperkirakan sudah
ada di Minahasa sejak masa sistem bercocok tanam. Tarian tradisional
rakyat ini hanya dipertunjukkan pada musim panen dengan gerakan
sederhana dan hanya dipertunjukan dalam dalam upacara tertentu seperti Makamberu, Metabak, Masambo, Melaya dan Meraba.
Akan tetapi, sekarang gerakan tarian ini lebih bervariasi dan kerap
dipertunjukan sebagai sarana hiburan atau untuk menyambut tamu. Meski
demikian, nilai, dan syair yang mendampingi juga gerakan asli dari
tarian ini tidak pernah ditinggalkan. Tari maengket pernah
dipertontonkan saat acara“World Ocean Conference (WOC)” yang berlangsung di Manado tahun 2009 lalu.
Salah satu pilihan melihat tarian
maengket adalah di Desa Ranowangko, Kecamatan Kombi, Kabupaten Minahasa,
Provinsi Sulawesi Utara. Ada yang paling terkenal dari dulu sampai
sekarang yaitu maengket mandolang dan maengket pinkan.
sumber : http://www.indonesia.travel/id/destination/33/bunaken/article/186/tari-maengket-sendratari-berpadu-opera-khas-minahasa
Posting Komentar